Tampilkan postingan dengan label sex. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sex. Tampilkan semua postingan

Sex Appeal

Bookmark and Share

>> 4.07.2009

"Ada apa sih didiri perempuan itu kok banyak laki-laki yang tergila-gila kepadanya ?", itulah sebuah pertanyaan terbesit dihatiku ketika melihat teman sekantorku yang wajahnya biasa-biasa saja, tetapi penggemarnya banyak banget hehehehe....

Dari sekian banyak wanita ada wanita yang biasa biasa saja tetapi bisa bikin penasaran para kaum lelaki untuk mendekati, wanita yang memiliki daya pikat tersendiri, wanita yang memiliki apa yang disebut sebagai Sex Appeal ataupun daya tarik. Definisinya Sex Appeal yang pasti tidak ada hubungannya dengan sex. Oh ya Sex Appeal ini nggak hanya berlaku buat para cewek tetapi juga berlaku untuk para cowok.

Daya tarik disini bukan berarti wanita tersebut harus tinggi, langsing, cantik, putih dan sekseh abis, ataupun para prianya yang macho, ganteng. Karena banyak kok diantara para cewek dan cowok yang kita lihat dari performance biasa-biasa aja, tapi kenapa mereka laris manis dan banyak peminatnya? yah karena itu tadi mereka punya yang disebut Sex Appeal atau daya tarik atau disebut juga pesona, wow....

Sex Appeal sendiri nggak ada standard yang baku dan kaku. Misalnya ada cowok yang ganteng tinggi dan sempurna, apakah dia cukup menggoda buat semua cewek ? belum tentu lho..karena ketertarikan cewe nggak sama dengan cowok. Beda dengan cewek, cantik sexy penampilan ok bisa jadi menjadi patokan ketertarikan kaum laki-laki.

Bagaimana caranya agar diri kita mempunyai daya tarik atau Sex Appeal..?, apa lagi kalau ternyata kita hanya dikarunia wajah dan postur tubuh pas-pasan. Mudah sekali, berpenampilanlah yang rapi dan tidak saltum (salah kostum), kebersihan diri harus dijaga jangan BB gitu hehehe... Perbanyak pengetahuan paling ngak up to date dengan apa yang sedang terjadi disekitar. Optimalkan hobby atau kemampuan kamu karena itu bisa memperkuat konsep diri kamu. Tata krama yang baik dan percaya diri. Ingat, jadilah diri kamu sendiri !!!

Jadi nggak usah khawatir karena kamu nggak kebilang cakep kamu jadi minder, karena yang namanya Sex Appeal itu sangat Subyektif. Banyak sekali selebriti yang secara fisik nggak cakep-cakep banget, misalnya aja Whoopie Goldberg, Seal, tetapi mereka jadi ngetop dan masuk jajaran orang seksi, it is because mereka punya potensi dan kemampuan yang orang pada umumnya nggak punya.



Read more...

Read more...

Kisah Rani Selesai

Bookmark and Share

>> 3.28.2009


Satu bulan sudah Rani berada dirumah tante Nita. Sejenak Rani bisa melupakan apa yang telah dialaminya, dia bisa tertawa lepas, terbebas dari perasaan cemas dan takut, ia bisa bermain kembali layaknya seperti anak-anak seumurnya. Keluarga tante Nita sayang kepada Rani. Rani bahagia berada disana.

Siang itu bentangan langit sudah semakin membiru ketika Rani keluar dari rumah tante Nita. Tak sedikitpun terlihat awan gemawan yang biasanya menghiasi bibir langit. Rani berlari kecil menghindari terik matahari menuju rumah ibunya. Sejak ibunya melahirkan adik perempuannya ia belum pernah kembali mengunjungi rumah sang bunda. Rani rindu sekali kepada mereka. Sampainya disana Rani disambut oleh sang bunda, terlihat jelas wajah kusam dan kusut dari raut wajah sang bunda. Dipelukan sang bunda adik kecil sedang tertidur lelap, "cantik ya bu adikku" seloroh Rani kepada ibunya. "Mana Budi bu ?" tanya Rani, "sedang tidur siang dikamarnya" jawab sang bunda. Rani bergesas mendatangi kamar dimana Budi tertidur "Budi bangun..bangun, ini kakak datang" terbangun Budi mendengar suara Rani dan langsung memeluk erat tubuh sang kakak.

Tak terlihat disetiap ruangan sosok ayah tiri yang kejam itu, Rani kembali bertanya kepada sang bunda, "Sudah 1 minggu ayahmu tidak pulang" jawab ibu kembali, Rani terdiam. "ibu mau bercerai Ran" kembali ibu berkata, Rani masih terdiam, ternyata bajingan itu telah menikah lagi dengan perempuan lain. "Kasian ibu" hati Rani berbisik lirih.

Dengan proses cerai yang sangat alot berakhirlah sudah rumah tangga sang bunda. Rani bisa berkumpul kembali dengan kedua adiknya beserta adik perempuannya yang masih bayi. Ibu Rani berjuang mencari nafkah untuk menghidupi keempat anaknya. Sang bunda yang masih muda dan cantik tidak malu untuk berkeliling menjual kue demi anak-anaknya. Seperti mimpi buruk saja apa yang telah dialami Rani dan Budi, mereka masih memegang teguh janji untuk tidak menceritakan pengalaman pahit itu kepada sang bunda.

Seiring berjalan nya waktu Rani tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan tomboy. Bak setangkai bunga yang baru mekar Rani banyak didekati kumbang-kumbang. Namun Rani terihat dingin terhadap laki-laki, Rani tidak tertarik kepada laki-laki. Rani hanya tertarik kepada perempuan ya, Rani seorang Lesbian. Ia menyadari akan keanehan pada dirinya, tetapi ia tidak bisa berlari dari keanehan itu. Rani tomboy dan pemberani seolah-olah dia seorang laki-laki.

Rani semakin dewasa, semakin jauh ia terlibat dengan dunia yang paling dibenci oleh Tuhan. Rani telah melawan kodratnya sebagai perempuan. "Aku harus pergi dari kota ini" bisik hati Rani, "aku harus merubah nasibku sendiri" Rani menyadarkan dirinya yang telah berumur dosa. Bermodalkan tekad yang bulat keesokan harinya Rani pamit kepada sang bunda untuk hijrah ke daerah yang sama sekali blum pernah diinjaknya. Dengan mudah Rani dapat menemukan alamat Pondok Pesantren yang ditulis oleh temannya disecarik kertas. Teman Rani sudah lebih dulu berada di Pondok Pesantren itu.

Perlahan Rani menemukan jati dirinya kembali, Rani menyadari semua perbuatan salah kaprah yang telah ia buat. "Tidak ada kata terlambat untuk bertobat," itulah kalimat awal nan indah yang menyejukkan hati Rani, dari seorang ustad ketika menyambut kedatangan Rani di Pondok Pesantren tersebut. Dengan ke inginan yang kuat untuk sembuh Rani berjuang melawan keanehan yang ada pada dirinya. Tidak lama berselang Rani berada di Pondok Pesantren itu ia dilamar oleh salah satu founder ponpes tersebut. Laki laki itu seorang Eksekutif Muda yang ditaat beribadah. Sekarang Rani telah berbahagia menjadi seorang istri dan mempunyai 4 orang anak yang soleh dan soleha. Sementara Budi adik Rani, telah sukses menjadi seorang Pengacara terkenal.

Sang bunda dimasa tuanya mendapatkan hadiah terindah dari Tuhan yaitu bahagia dan bangga melihat anak-anaknya sukses. Bunda adalah sosok terhebat sepanjang sejarah hidup Rani dan adik-adiknya. dengan hatinya, ia membesarkan anak-anak yang nakal, dan kerap membangkang. Pikirnya tidak akan pernah ada anak yang berhasil terdidik dengan baik tanpa bantuan lawan jenis, namun sang bunda membuktikan itu tidak benar.

*Maaf kalu ada kekurangan...saya bukan seorang penulis, saya hanya ingin berbagi kisah nyata yang dialami seorang perempuan yang sekarang telah bahagia. Manusia tak ada yang sempurna, Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Terima kasih buat teman-teman yang sudi membaca dan memberi komentar pada artikel Rani 1 dan 2, saya sangat menghargai..!!!



Read more...

Read more...

Kisah Rani 2

Bookmark and Share

>> 3.19.2009

Gedung sekolah itu sudah mulai tampak sepi karena jam sekolah telah usai, bersama beberapa siswa dan siswi yang lain Rani dan adiknya masih berteduh didepan sekolah mereka. Hujan mulai mereda "ayo dik kita pulang, gak apa-apa hujannya cuma sedikit kok, kakak gendong ya biar sepatu kamu gak kotor" ajak Rani kepada Budi, si adik mengangguk."diam ya dik, jangan goyang-goyang nanti jatuh" pinta Rani kepada adiknya. Terlihat nyaman sekali sang adik berada di gendongan Rani, dengan sangat hati-hati Rani menggendong Budi hingga sampai dirumah.

Rani adalah anak pertama dari tiga bersaudara kedua adik Rani laki-laki, adik Rani yang nomor dua dirawat oleh paman Rani yang berada di Surabaya. Rani dan adik bungsunya tinggal bersama sang ibu. Papa Rani meninggal dunia sewaktu Rani masih berumur 8 tahun adik Rani yang nomor dua berumur 6 tahun lalu yang paling bungsu berumur 4 tahun. Satu tahun kemudian ibu Rani bertemu dan menikah kembali dengan ayah tirinya.


Dirumah, ibu Rani telah menyiapkan makan siang untuk mereka. Rani dan Budi dengan lahap menyantap makan siang itu. "Kemana ayah bu.." tanya Rani "masih tidur" jawab ibu, "Ibu kok rapih, mau kemana" tanya Rani kembali "Ibu mau pergi kepasar sebentar". Sore itu ibu Rani mau pergi kepasar untuk membeli keperluan rumah, Rani dan Budi memohon kepada ibunya untuk ikut, tetapi ibunya menolak "ibu cuma sebentar kok kalian dirumah saja, ajak adikmu main Rani" kata ibu sambil berjalan menuju kamar untuk pamit dan membangunkan suaminya "aku pergi ya, itu makan siang sudah siap" terdengar suara ibu berpamitan.

Ketika Rani dan adiknya sedang asik bermain dikamar, ayah tiri Rani memanggil Budi dengan suara lantang "sini kamu Budi !" Budi bergegas mengahampiri ayah tirinya, Rani mengikuti dari belakang. Bajingan itu menunjukkan secarik kertas yang mungkin penting bagi dia dan telah dicoret-coret oleh Budi semalam. Budi yang masih sekolah diTK memang lagi senang mencoret coret. "Kamu ini nakal sekali ya" sambil tangannya yang besar menyentil bibir atas Budi. Rani terdiam menahan takut, sekilas terlihat darah menetes dr bibir atas Budi karena terlalu keras ayah tirinya menyentil, Budi menangis pelan menahan rasa sakit.

"Kamu Rani kedepan sekarang" kembali bajingan itu berteriak kearah Rani, dengan terburu buru Rani menuju keruang depan. Rani menangis sambil menyimak apakah adiknya akan mendapatkan hukuman yang lebih dari sekedar disentil. Apalah daya seorang gadis kecil seperti Rani. "Diam kamu disini" kembali suara bajingan itu membentak dan menghukum Budi untuk tetap ditempat.

Perlahan terdengar suara tapak kaki banjingan itu berjalan menuju ruang depan, Rani masih duduk ketakutan di pojok ruangan itu. "Sini Rani duduk dekat ayah" dengan suara pelan mengajak Rani pindah dikursi dimana bajingan itu duduk, suara itu halus tidak seperti ketika bajingan itu memaki Budi. Ketakutan Rani sedikit berkurang mendengar suaranya. Rani menuruti dan duduk disamping ayah tirinya. "sudah makan kamu Rani" tanya bajingan itu, "sudah ayah" jawab Rani terbata-bata.

Tangan bajingan itu menarik badan Rani untuk lebih dekat, terhempas badan Rani yang kecil dipelukan ayah tirinya. Beberapa detik kemudian dada Rani terasa sesak sulit sekali untuk bernafas, ternyata bajingan itu sedang menciumi bibir Rani, Rani kaget dan berusaha berteriak tetapi tidak bisa berteriak karena mulutnya tersumpal oleh mulut laki-laki biadab itu. Rani meronta ronta agar terlepas dari ayah tirinya, tangan bajingan itu kembali menutupi mulut Rani sambil mengancam" awas kalo kamu teriak dan bilang sama ibumu, nanti ibu kamu akan saya bunuh !" Rani tidak berdaya, Rani tidak mau terjadi sesuatu dengan ibunya. Hanya ibunya yang dia punya di dunia ini. Rani merutuk papa, tetap saja bajingan itu tidak perduli.

Tuhan maha pengasih dan maha penyayang, Allah tidak tidur, ibu Rani tiba dirumah disa'at Rani nyaris diperkosa oleh ayah tiri yang paling biadab itu. "Assalamualaikum" terdengar suara ibu Rani dari luar, lalu bajingan itu melepaskan Rani dan meninggalkan ruangan itu, "waalaikumsalam" jawab Rani sambil berlari kecil untuk membukakan pintu. Wajah Rani masih tampak pucat ketakutan "kenapa muka kamu Rani, sakit lagi yaa" tanya ibu, "tidak apa-apa bu" jawab Rani, "mana Budi ini ibu bawakan kue untuk kalian". Mendengar suara ibu Budi langsung berlari menghampiri, tidak perduli lagi dengan hukuman yang sedang dijalaninya. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Rani dan Budi sudah pandai sekali berbohong. Sambil memakan kue yang ibu bawa Rani berbisik dikuping adiknya, "Budi jangan bilang ibu ya tadi kita dimarahi ayah, nanti ibu dibunuh sama ayah" Budi mengangguk dan berjanji akan menyimpan rahasia mereka.

Malam itu ibu menemani Rani dan Budi dikamarnya sebelum tidur, sambil memeluk Budi ibu Rani memperhatikan bibir atas Budi yang menebal "adikmu bibirnya kenapa Rani" tanya ibu, Rani tekejut "tadi jatuh bu main dengan aku" jawab Rani berbohong. "Makanya kalau main hati-hati" sedikit marah ibu memperhatikan wajah Budi.

"Ibu boleh gak aku tinggal dirumah Tante Nita ?" tanya Rani, tante Nita adalah sepupu ibu Rani, sejak ayah Rani meninggal Tante Nita ingin sekali merawat Rani. Ibu Rani terdiam sejenak "ada apa nak, rumah tante Nita kan jauh dari sekolah kamu, ayo cerita sama ibu" Rani langsung tersenyum berpura pura agar ibunya tidak curiga, "senang aja bu tinggal dirumah tante Nita kan ramai disana" jawab Rani dengan wajah ceria agar kebohongannya tidak diketahui sang ibu. Naluri seorang ibu tidak bisa dibohongi sepertinya ibu Rani tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang dipikiran oleh Rani ketika itu. Sejenak ibu Rani terdiam dengan wajah yang sedih dan penuh dengan tanda tanya, "ya nak, besok kita kerumah Tante Nita, pulang sekolah kamu langsung siapkan semua baju kamu ya, "sekarang kamu tidur dulu" pinta ibu sambil mencium kening Rani lalu keluar dari kamarnya.

Mata Rani sulit sekali terpejam, dia mempehatikan wajah Budi yang sedang tertidur pulas, Rani menangis, dia akan berpisah dengan adiknya esok, Rani harus pergi dari rumah itu sekalipun Rani berat meninggalkan adiknya.

Maaf kalu ada kekurangan...saya bukan seorang penulis, saya hanya ingin berbagi kisah nyata yang dialami seorang perempuan yang sekarang telah bahagia.



Read more...

Read more...

Kisah Rani 1

Bookmark and Share

>> 3.15.2009

Rani masih menangis digang sempit itu, ketakutan dan rasa cemas masih mengglayuti perasaannya, ya Tuhan jangan ambil nyawa ibuku sebuah kalimat yang keluar dari mulut seorang gadis kecil berusia 9 tahun. Rani berlari dan berlari mencari pertolongan dikegelapan sementara di rumah Rani sedang terjadi pertengkaran hebat antara ibu dan ayah tirinya.

Sampailah Rani disebuah rumah tetangga yang menurut Rani bisa menolong dan bisa melerai pertengakaran antara ibu dan ayah tirinya.
"Assalamualaikum....waalaikum salam jawab empunya rumah..!
"Tolong Rani tante, ibu Rani mau dibunuh sama papa...tolong Rani tante," pinta Rani sambil melirih dan menangis. Kejadian ini sudah kesekian kalinya dialami Rani semenjak ibu Rani menikah lagi dengan bajingan itu. Dengan mata berkaca-kaca tante memeluk Rani. "ya nanti tante tolong, kamu disini aja dulu ya.." jawab si tante. "ayo tante sekarang nanti ibuku mati dibunuh..." permohonan Rani kembali. Tante Dewi menjawab, "Rani tante gak bisa menolong kamu, karena itu urusan rumah tangga orang lain, kamu makan aja dulu ya." Rani menolak tawaran tante Dewi dan pamit pulang.

Sambil berjalan pelan Rani membayangkan apa yang sedang terjadi dirumahnya sekarang, apakah ibuku masih hidup..? karena sewaktu Rani pergi tadi ayah tirinya mengeluarkan pisau dan mengancam akan membunuh ibunya. Gadis kecil itu terus menangis, dengan penuh ketakutan dan membayangi ibunya telah mati dibunuh ayah tirinya. Kembali terdengar suara kecil dari mulut Rani," Ya Tuhan jangan ambil ibuku, cukup cuma papa aja yang Tuhan ambil. kasihanilah aku Tuhan.."

Tiba-tiba Rani terjatuh lemas dia baru menyadari bahwa suhu badannya tinggi. Rani berdiri dan terus berjalan pelan menuju rumahnya. Dengan sejuta harapan dan selalu berdo'a sepanjang perjalanan.


Tibalah Rani dirumah. Pelan - pelan sekali Rani memasuki rumahnya sambil mengamati apa yang sedang terjadi. "Kok sepi sekali..." dihati Rani bertanya, Rani semakin cemas, wajah Rani semakin pucat seluruh badan Rani bergetar ketakutan. Rani terus mencari ibunya disetiap ruangan. Ditengah kecemasan Rani mendengar suara halus yang sedang tertawa kecil, "Loh itukan suara ibu.." Rani terus mengamati suara itu di ikutinya dari mana suara itu berasal, ternyata benar itu suara ibunya Rani.

Rani terduduk dan terdiam Rani menangis dan berterima kasih kepada Tuhan " terima kasih Tuhan ibuku gak jadi dibunuh..." Suhu panas di badan Rani semakin tinggi namun Rani tidak merasakannya sama sekali, Rani gadis kecil itu cuma merasakan bahagia untuk sa'at itu.

Semoga Rani bisa merasakan kebahagiaan untuk selamanya amin...

Maaf kalu ada kekurangan...saya bukan seorang penulis, saya hanya ingin berbagi kisah nyata yang dialami seorang perempuan yang sekarang telah bahagia.



Read more...

Read more...