Kisah Rani 2
>> 3.19.2009
Gedung sekolah itu sudah mulai tampak sepi karena jam sekolah telah usai, bersama beberapa siswa dan siswi yang lain Rani dan adiknya masih berteduh didepan sekolah mereka. Hujan mulai mereda "ayo dik kita pulang, gak apa-apa hujannya cuma sedikit kok, kakak gendong ya biar sepatu kamu gak kotor" ajak Rani kepada Budi, si adik mengangguk."diam ya dik, jangan goyang-goyang nanti jatuh" pinta Rani kepada adiknya. Terlihat nyaman sekali sang adik berada di gendongan Rani, dengan sangat hati-hati Rani menggendong Budi hingga sampai dirumah.
Rani adalah anak pertama dari tiga bersaudara kedua adik Rani laki-laki, adik Rani yang nomor dua dirawat oleh paman Rani yang berada di Surabaya. Rani dan adik bungsunya tinggal bersama sang ibu. Papa Rani meninggal dunia sewaktu Rani masih berumur 8 tahun adik Rani yang nomor dua berumur 6 tahun lalu yang paling bungsu berumur 4 tahun. Satu tahun kemudian ibu Rani bertemu dan menikah kembali dengan ayah tirinya.
Dirumah, ibu Rani telah menyiapkan makan siang untuk mereka. Rani dan Budi dengan lahap menyantap makan siang itu. "Kemana ayah bu.." tanya Rani "masih tidur" jawab ibu, "Ibu kok rapih, mau kemana" tanya Rani kembali "Ibu mau pergi kepasar sebentar". Sore itu ibu Rani mau pergi kepasar untuk membeli keperluan rumah, Rani dan Budi memohon kepada ibunya untuk ikut, tetapi ibunya menolak "ibu cuma sebentar kok kalian dirumah saja, ajak adikmu main Rani" kata ibu sambil berjalan menuju kamar untuk pamit dan membangunkan suaminya "aku pergi ya, itu makan siang sudah siap" terdengar suara ibu berpamitan.
Ketika Rani dan adiknya sedang asik bermain dikamar, ayah tiri Rani memanggil Budi dengan suara lantang "sini kamu Budi !" Budi bergegas mengahampiri ayah tirinya, Rani mengikuti dari belakang. Bajingan itu menunjukkan secarik kertas yang mungkin penting bagi dia dan telah dicoret-coret oleh Budi semalam. Budi yang masih sekolah diTK memang lagi senang mencoret coret. "Kamu ini nakal sekali ya" sambil tangannya yang besar menyentil bibir atas Budi. Rani terdiam menahan takut, sekilas terlihat darah menetes dr bibir atas Budi karena terlalu keras ayah tirinya menyentil, Budi menangis pelan menahan rasa sakit.
"Kamu Rani kedepan sekarang" kembali bajingan itu berteriak kearah Rani, dengan terburu buru Rani menuju keruang depan. Rani menangis sambil menyimak apakah adiknya akan mendapatkan hukuman yang lebih dari sekedar disentil. Apalah daya seorang gadis kecil seperti Rani. "Diam kamu disini" kembali suara bajingan itu membentak dan menghukum Budi untuk tetap ditempat.
Perlahan terdengar suara tapak kaki banjingan itu berjalan menuju ruang depan, Rani masih duduk ketakutan di pojok ruangan itu. "Sini Rani duduk dekat ayah" dengan suara pelan mengajak Rani pindah dikursi dimana bajingan itu duduk, suara itu halus tidak seperti ketika bajingan itu memaki Budi. Ketakutan Rani sedikit berkurang mendengar suaranya. Rani menuruti dan duduk disamping ayah tirinya. "sudah makan kamu Rani" tanya bajingan itu, "sudah ayah" jawab Rani terbata-bata.
Tangan bajingan itu menarik badan Rani untuk lebih dekat, terhempas badan Rani yang kecil dipelukan ayah tirinya. Beberapa detik kemudian dada Rani terasa sesak sulit sekali untuk bernafas, ternyata bajingan itu sedang menciumi bibir Rani, Rani kaget dan berusaha berteriak tetapi tidak bisa berteriak karena mulutnya tersumpal oleh mulut laki-laki biadab itu. Rani meronta ronta agar terlepas dari ayah tirinya, tangan bajingan itu kembali menutupi mulut Rani sambil mengancam" awas kalo kamu teriak dan bilang sama ibumu, nanti ibu kamu akan saya bunuh !" Rani tidak berdaya, Rani tidak mau terjadi sesuatu dengan ibunya. Hanya ibunya yang dia punya di dunia ini. Rani merutuk papa, tetap saja bajingan itu tidak perduli.
Tuhan maha pengasih dan maha penyayang, Allah tidak tidur, ibu Rani tiba dirumah disa'at Rani nyaris diperkosa oleh ayah tiri yang paling biadab itu. "Assalamualaikum" terdengar suara ibu Rani dari luar, lalu bajingan itu melepaskan Rani dan meninggalkan ruangan itu, "waalaikumsalam" jawab Rani sambil berlari kecil untuk membukakan pintu. Wajah Rani masih tampak pucat ketakutan "kenapa muka kamu Rani, sakit lagi yaa" tanya ibu, "tidak apa-apa bu" jawab Rani, "mana Budi ini ibu bawakan kue untuk kalian". Mendengar suara ibu Budi langsung berlari menghampiri, tidak perduli lagi dengan hukuman yang sedang dijalaninya. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Rani dan Budi sudah pandai sekali berbohong. Sambil memakan kue yang ibu bawa Rani berbisik dikuping adiknya, "Budi jangan bilang ibu ya tadi kita dimarahi ayah, nanti ibu dibunuh sama ayah" Budi mengangguk dan berjanji akan menyimpan rahasia mereka.
Malam itu ibu menemani Rani dan Budi dikamarnya sebelum tidur, sambil memeluk Budi ibu Rani memperhatikan bibir atas Budi yang menebal "adikmu bibirnya kenapa Rani" tanya ibu, Rani tekejut "tadi jatuh bu main dengan aku" jawab Rani berbohong. "Makanya kalau main hati-hati" sedikit marah ibu memperhatikan wajah Budi.
"Ibu boleh gak aku tinggal dirumah Tante Nita ?" tanya Rani, tante Nita adalah sepupu ibu Rani, sejak ayah Rani meninggal Tante Nita ingin sekali merawat Rani. Ibu Rani terdiam sejenak "ada apa nak, rumah tante Nita kan jauh dari sekolah kamu, ayo cerita sama ibu" Rani langsung tersenyum berpura pura agar ibunya tidak curiga, "senang aja bu tinggal dirumah tante Nita kan ramai disana" jawab Rani dengan wajah ceria agar kebohongannya tidak diketahui sang ibu. Naluri seorang ibu tidak bisa dibohongi sepertinya ibu Rani tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang dipikiran oleh Rani ketika itu. Sejenak ibu Rani terdiam dengan wajah yang sedih dan penuh dengan tanda tanya, "ya nak, besok kita kerumah Tante Nita, pulang sekolah kamu langsung siapkan semua baju kamu ya, "sekarang kamu tidur dulu" pinta ibu sambil mencium kening Rani lalu keluar dari kamarnya.
Mata Rani sulit sekali terpejam, dia mempehatikan wajah Budi yang sedang tertidur pulas, Rani menangis, dia akan berpisah dengan adiknya esok, Rani harus pergi dari rumah itu sekalipun Rani berat meninggalkan adiknya.
Maaf kalu ada kekurangan...saya bukan seorang penulis, saya hanya ingin berbagi kisah nyata yang dialami seorang perempuan yang sekarang telah bahagia.
whew lin...
ceritanya nakutin deh...jd inget minggu kmrn ntn film Georgia Rule, dan dia spt itu pinter boong sama semua keluarganya sampe udh besar baro dia keceplosan klo ayah tirinya perkosa dia.
mudah2an perempuan itu sudah bahagia ya lin..
Mejeng Dulu ach :)
wah Li bagus ceritanya,,
di tunggu yah rani part 3-nya
Hai Li... masih berlanjut nih.. kok makin kejam aja tuh bapak tiri.. Tapi nggak semua bapak atau ibu tiri itu jahat loh...
jahat bgt sih ayah tirinya, kasihankan Rani dan Budi :(
sek bentar mbak,daku ambil kursi dulu yap utk mendengarkan mbak bercerita
tante Nita udah punya suami ?
takutnya jatuh ke lubang yang sama...
Piuuhhh....capek dah mbacanya....
Kira2 boleh gak Rani tinggal ma Tantenya, coz bajingan itu kan dah "kebelet"...
Seep.
wah jadi engga' PERTAMAX deh
hik hik hik hik hik hik
habis kok hilang sih habis muncul?
BTW, kayanya ini pengalaman pribadi ya?
Bagus ceritanya, penuh renungan akan tindakan manusia
Wow kisah yg menarik. moga2 rani itu bukan kamu ya nona. (^^ sobat)
Wow aku harus bnyk belajar nih kepada LI dalam buat cerpen
keren banget two thumbs up...
wah mba, jadi terbawa suasana nih
bolehkah saya .... ehm nangissss :(( ....
seef banget mba ... :)
wah ada lanjutanna ya mba... bagus lho.. rani ke 3 ada ga ?
ya Allah sis... aku susah napas ketika baca kisah ini...huhu...
wah berkelanjutan ceritanya si rani II....
wah ntar rani III masukin orland juga
:)
hahahaha
ini pengalaman siapa ya..
pengalaman pribadi bukan? hehe
ditunggu rani III..
udah kayak sinetron lama...tersanjung..yang berseri-seri..
bacanya merinding niy, tp untung Li ksh bocoran klo perempuannya skrg dah bahagia.. jd sedikit lega deh..
btw ditunggu lanjutannya, penasaraaan!!!
Mantaffff
sedih bgt Li... aq smpe tak tega lihat si rani.
mmg kadang kala ayah tiri tuh suka berbuat yg semena2 sm ank tirinya.
yg pasti sih.. kasih sayng seorg ibu sm anak itu gak akan pernah luntur
lii,,, laporin aja papa tiri nya ke komnas perlindungan anak.... itu mah udah ga bisa di biarin lagi....
Anak ndiri mw di embat....
li... ada bakat lo jadi penulis novel... he6...
klo ud jadi penulis,,, jangan lupa bagi2 kebahagaiaan ma sahabat mu ini.... hahahahahahaha.....
gw tunggu cerita selanjut nya....
sumpah keren nih cerita, kebawa jadinya saya...
kayak lagu yang judulna 'Perhatikan Rani' :)
Mbak.., gak tega bacanya.. Hiks... hiks....
Untungnya si Rani udah bahagia ya sekarang ??
waduh serem Mbak Li... itu ada nama Budi bukan bang Budiawan Hutasoit kan??hehe piss bang..
untung ranie nya gak jadi di makan sama bajingan itu ya..wah terkutuk tuh punya ayah tiri kayak gitu..
Di lanjutinyah ceritanya mbak Li
mengharukan... masih ada sambungan nya ya... :)
ada terusannya kan...ditunggu ya Li,,kasian deh ama adiknya rani kalo sampe ditinggal...huhuhu...
Kejamnya bpk tiri tu,klw jumpa ma mell,mell jewer deh telinga dia..haha..eeeh li,ada bakat tu jadi penulis,mell tunggu lanjutannya ya say..! asyiiik ada sobat pinter buat cerita..!
sukses ya li..!
salam kenal mba....:)
saya terharu sekali membaca postingannya :) semoga gadis kecil itu selalu diberi ketabahan dan kekuatan dalam menjalani hidupnya. Btw...ini cerita beneran kan???
trus...Budi bagaimana keadaannya??
Sambungan yang kemaren ya... Ceritanya semakin seram aja.. kok makin kejam aja tuh bapak tiri.. Tapi nggak semua bapak atau ibu tiri itu jahat kok...
Semoga aja tokoh Rani di cerita ini sudah bahagia sekarang ya... Dan apa yang menjadi sejarah semoga bisa diambil hikmahnya. :)
kisah selanjutnya jgn yang serem2 ya !
cerita nya bagus......
di tunggu kelanjutannya y^^
sungguh drama yang sangat mengharukan
polemik keluarga harus dihadapi dengan kebohongan
hiks..hik,,
rini emank tegar bagt tu
bagus bgt dechh,,d tunggu nih kelanjutannya
RANI 3 kapan diluncurkan yah?
terharu biru saya...
cerita yang mengiris hati. ....
wow... mantaabb uy diangkat dari kisah nyata,,, kereen
nunggu yang part 3, lebih seru pastinya... and akhirnya smoga happy ending... :P
Rani....Rani..
Malang benar nasibmu..
hik...hiks...(menangis)
haduh kalau aku ada disana pasti dah tak pentung tuh kepala Ayah tirinya si Rani!
ternyata rani part 2 lebih mengerikan lagi crita nya plus sadis...salut ama postingannya,haru biru Li..
Duuuh, kisah sedih di hari Sabtu...
Budi, Rani dan Ibu harus segera menemukan dunia yang lebih memiliki rasa cinta....jika tidak, kisah ini akan sangat menyedihkan...
Hi Li,
I don't know why I have the feeling that you're lonely, maybe it's the picture on your Facebook.
When I visit your Blog and see sooooo many people commenting, I realize that I am totally wrong, so very wrong.
Good for you, thanks for posting a comment on my Blog and for being a good friend.
Whatever you need, if anything, don't hesitate in contacting me.
Love,
Fer
wah itu kisah nyata ya???
kalo ntu perempuan sdh berbahagia maka kita wajib bersykur untuknya!!!!
its like true story....good article
Good story..I like it...
duhhh...ceritanya bener2 deh!!!
bagus banget..tapi benci banget ama ayah tirinya rani!!! arrggghhh...
*saya selalu sensi baca cerita seperti ini*
nice article my friend.. have a nice day :)
Wah Cerita Yang Bikin Penasaran dan tidak mudah di tebak(menurutku)... Gila... Bapak tiri kayak gitu aku Bunuh tu kalo jadi Rani..hehehe Kalo gak aku potongtu biar gak bisa Sembarangan...hahahahaha :) juzkid
Salam hangat untuk keluargamu nak!
mana neh rani 3nya
jangan kelamanan bikin penasaran orang dong
hiks...
ada siang, ada malam...
ada laki-laki, ada perempuan...
ada hitam, ada putih...
setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan...
kasian yak si rani...
beuh...panjangnya sis .....bukan cerpen nih...novel..
dibikin novel aja sis
kacian si Budi, dari dulu gak sukses-sukses, dari loper koran di Iwan fals, terus yang sekarang disentil bapaknya....agak mending budi anduk tuh....
sentimentil aah..
sudah ada DVD nya blom ya kisah ini...
klo blom ntr aku bikin videonya trs saya kasih MUSIK lewat KOMPUTER...hehehe
terharu saya membacanya...sampe merinding kulit tangan saya..untung ada SKIN CARE jadi ga sempet keriput krn merinding..nice post..
E-JE sampai terharu begini membacanya..gmana kalau dibuatkan FTV nih critanya??pasti mantap deh...
ka li,,
ada peer ni disinii,,
http://bittersweetchaa.blogspot.com/2009/03/homework.html
kerjakan yah :)
Cerita yang menarik, dan sering terjadi dikehidupan masyarakat kita. 4 jepol
rani 3 belum dirilis ya....
Raniiiiiii oooh rani. aku ingin pulang....
kuuu rindu kepadamu....
Kirain cer-pen, ternyata kisah betulan yah...Untung kenyataanya dia udah bahagia..Salam yah buat Rani-nya :)
masih bersmabung gag ne?sip
Kisah yang banyak makna
Kisah menarik...
apa ini dari kisah nyata?
Bikin nunggu Part selanjutnya...
kisahnya bagus juga tuh...
ada bakat jadi penulis..
nice one...hope evry one likes it...
wah li...ceritanya baguss...
uda lama nii gaa k tmp temen..hehe..
maen-maen iaa Li..
haiii girls!
this is my first time, visit ur blog
cerita sungguh amazing
blog kuning yang indah :)
:D
dua jempol dah buat kamu..
lam kenal yah!
duuh,,serasa ikut dalam
suasana ceritanya mba
hebat mampu menghipnotis
sukses slalu mbak
ayo dunk kasih tau si oon yg mana?
mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu...
gw bobo duluan yaaaaaaaaaaaaaa............
ciaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaooo!!!
cerita"a keren uyz...
jadi terinspirasi..
saya juga punya beberapa cerita yang menginspirasi lo...
wooow serita tentang rumah tanggga, terharu,,,sama sebel si ayah tiri