Karya Jalaluddin Rumi

Bookmark and Share

>> 11.28.2010

Seperti mawar aku tertawa seluruh tubuh, tak hanya mulut,
sebab aku berada di luar diriku, bersendiri bersama Raja Dunia.
Kau yang datang pada waktu subuh membawa pelita dan membawa terbang hatiku, bawalah rohku terbang juga, jangan hanya hatiku !
Jangan bikin rohku nanar cemburu, jangan kau pisah ia dari pada hatiku,
jangan hanya hatiku dipanggil menghadap hadirat-Mu !
Kirimlah pesanan kerajaan, sebar luaskanlah maklumat, o Sultan !
Berapa lamakah hatiku akan tinggal di hadirat-Mu,
sedangkan rohku tetap sebatang kara ?
Apabila malam ini kau tak datang, sebagaimana kemarin, dan bibirku lunglai karenanya, maka aku akan meronta bersama rohku sekuat tenaga, tidak bersendiri aku ini meratap.


Another one:

Pencinta punya pelindung dalam pembuluh darahnya.
Pencinta sibuk membicarakan Cinta yang tak dapat dibandingkan.
Kata Akal, "Rukun iman yang lima perkara sudah mencukupi, tiada lagi jalan"
Cinta menjawab, "Ada sebuah jalan, berulang kali aku melaluinya!"
Akal melihat pasar, kemudian mulai berjualan.
Cinta melihat ada banyak pasar di sebalik pasar akal.
Banyak al-Hallaj mereka temui di sana, mereka meyakini jiwa cinta.
Dan menolak mimbar seraya memilih tiang gantungan.
Pencinta yang faqir memiliki penglihatan hati penuh pesona.
Orang yang hanya mengandailkan pada akal, hatinya gelap, semua disangkalnya.
Akal berkata, "Janganlah kakimu dijejakkan di situ, di halaman istana hanya duri yang tumbuh!"
Cinta berkata, "Duri-duri ini semuanya milik akal yang bersarang dalam dirimu!"
Waspadalah dan diam, buanglah duri kehidupan dari telapak kaki! supaya kau mendapat pelindung di dalam dirimu.
Shamsi Tabriz! Kaulah matahari dalam awan kata-kata,
Apabila matahari terbit, maka setiap kata pun sirna!


19 komentar:

Posting Komentar