Karya Jalaluddin Rumi
>> 11.28.2010
Seperti mawar aku tertawa seluruh tubuh, tak hanya mulut,
sebab aku berada di luar diriku, bersendiri bersama Raja Dunia.
Kau yang datang pada waktu subuh membawa pelita dan membawa terbang hatiku, bawalah rohku terbang juga, jangan hanya hatiku !
Jangan bikin rohku nanar cemburu, jangan kau pisah ia dari pada hatiku,
jangan hanya hatiku dipanggil menghadap hadirat-Mu !
Kirimlah pesanan kerajaan, sebar luaskanlah maklumat, o Sultan !
Berapa lamakah hatiku akan tinggal di hadirat-Mu,
sedangkan rohku tetap sebatang kara ?
Apabila malam ini kau tak datang, sebagaimana kemarin, dan bibirku lunglai karenanya, maka aku akan meronta bersama rohku sekuat tenaga, tidak bersendiri aku ini meratap.
Another one:
Pencinta punya pelindung dalam pembuluh darahnya.
Pencinta sibuk membicarakan Cinta yang tak dapat dibandingkan.
Kata Akal, "Rukun iman yang lima perkara sudah mencukupi, tiada lagi jalan"
Cinta menjawab, "Ada sebuah jalan, berulang kali aku melaluinya!"
Akal melihat pasar, kemudian mulai berjualan.
Cinta melihat ada banyak pasar di sebalik pasar akal.
Banyak al-Hallaj mereka temui di sana, mereka meyakini jiwa cinta.
Dan menolak mimbar seraya memilih tiang gantungan.
Pencinta yang faqir memiliki penglihatan hati penuh pesona.
Orang yang hanya mengandailkan pada akal, hatinya gelap, semua disangkalnya.
Akal berkata, "Janganlah kakimu dijejakkan di situ, di halaman istana hanya duri yang tumbuh!"
Cinta berkata, "Duri-duri ini semuanya milik akal yang bersarang dalam dirimu!"
Waspadalah dan diam, buanglah duri kehidupan dari telapak kaki! supaya kau mendapat pelindung di dalam dirimu.
Shamsi Tabriz! Kaulah matahari dalam awan kata-kata,
Apabila matahari terbit, maka setiap kata pun sirna!
Selamat siang mbak Flo,
Salam kenal dari saya Eyangkung, laki-laki lansia yang pencinta sastera: khususnya puisi dan fiksi. Saya tahu blog ini dari blog muxlimo yang juga senang karya sastera. Sayang saya belum bisa membuka menu 'about' untuk mengetahui tentang pemilik blog ini.
Minta ijin saya bergabung, di blog ini dan ikut nulis komentar sesuai "gaya Eyangkung". Maksud komentar gaya Eyangkung lihatlah di blog muxlimo dan blog2 lain. Saya tunggu ijinmu.
Salam persaudaraan blogger
Kata kunci paling nendang:
"Orang yang hanya mengandailkan pada akal, hatinya gelap, semua disangkalnya."
sayang sekali, hari2 ini banyak ahli ibadah yang terlalu mengandalkan akal... ;_(
@Anonim Terima kasih eyang sdh mampir dan memberi komen, duh saya minim sekali pengetahuan tentang sastra hehehe.
Saya cm suka baca2 aja, seneng bisa berkenalan dgn eyang :)
nice blog.. i already add ur link, please add me too. thanks :-)
tukeran link yuk.. aku udah tambahkan link mu di tempatku.. tlong di tambahkan link-ku di blogmu y. terima kasih
Makna yang terkandung dalam karya tersebut sangat dalam sekali....
bagus banget
ikut follow en pasang link di blog aku.. :p
ngikut follow en pasang link.. :D
Karya sastra yg luar biasa, aku suka kalimat trakhir yg berbunyi "Kaulah matahari dalam awan kata-kata,Apabila matahari terbit, maka setiap kata pun sirna!".
keren banget :)
wih,,, keren banget ,,, so sweet....
Siang mba..so sweet bgt tulisannya :)
maaf nih udh lama ga berkunjung, lagi banyak kerjaan..have a nice blogging ya :)
so cute ...
suatu karya yang sangat menakjubkan..
semoga sukses selalu..
kunjungi saya di..
BLOG SAYA
lirik juga..
REPOSITORY
saya suka banget sama jalalludin rumi...
like it....
wah keren,,makasih mbak..
salam kenal mbak
salam kenal..mampir balik n komeng balik ..he..
paling susah nih buat aku memahami makna dari sebuah puisi,,jadi bingung mau berkomentar apa,,hihi maaf ya
salam kenal, ^_^
weew.... butuh waktu seumur hidup buat nulis kalimat yg sgt pendek ituh....